WHAT'S NEW?
Loading...

Sel Prokariotik VS Sel Eukariotik




Sel Eukariotik (Kiri) dan sel Prokariotik (Kanan)

Pada postingan sebelumnya, penulis menyajikan ulasan singkat mengenai Sel - Si unit terkecil kehidupan. Pada postingan tersebut, dituliskan bahwa sel memiliki dua kategori yaitu Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik. Tahukah sobat perbedaan antara keduanya? Yuk kita simak uraian lengkap mengenai perbedaan keduanya.

Perbedaan keduanya terletak pada ada tidaknya membran inti sel. Coba sobat perhatikan gambar di atas. Sel Eukariotik (gambar kiri) memiliki inti sel (yang berwarna ungu pada gambar). Inti sel terbentuk karena adanya membran inti yang memisahkan antara inti sel dengan sitoplasma. Berbeda dengan sel eukariotik, sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga, materi genetik tersebar pada sitoplasma.

Perbedaan utama antara sel prokariotik dan eukariotik ditandai dengan namanya. Kata prokarita (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani pro, yang artinya ‘sebelum’ dan karyon yang artinya ‘kernel’, dalam hal ini disebut nukleus.  Materi genetiknya terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nucleoid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya. Sebaliknya, sel eukariotik (Yunani, eu yang berarti ‘sebenarnya’ dan karyon) memiliki nucleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus (Campbell, Reece dan Mitchell 2002: 116)

Selain dari segi strukturnya, perbedaan antara sel prokariot dan sel eukariot terletak pada proses ekspresi gen dan regulasinya. Hal tersebut tidak akan dibahas dalam postingan kali ini, karena membutuhkan pembahasan khusus. Dalam postingan ini kita akan membahas mengenai perbedaan struktur antara sel prokariotik dan sel eukariotik. Silahkan sobat simak uraian rincinya.




Sel Eukariotik

Sel eukariotik jauh lebih kompleks daripada sel prokariotik, karena dibagi-bagi moleh membrane-membran internal menjadi ruangan-ruangan fungsional atau organel-organel yang berbeda-beda. Pada sel eukariotik, DNA tersusun bersama-sama dengan beberapa jenisprotein tertentu menjadi struktur yang disebut sebagai kromosom yang terdapat di dalam sebuah nucleus, organel terbesar pada sebagian besar sel eukariotik. Cairan kental yang mengelilingi nucleus disebut sitoplasma, yempat tersuspensinya berbagai jenis organel yang menjalankan sebagian besar fungsi sel tersebut. Beberapa sel eukariotik, termasuk sel eukariotik tumbuhan, memiliki dinding sel. Sel hewan tidak memiliki dinding sel.

Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler maupun yang uniseluler.


Contoh sel eukariotik adalah pada sel hewan dan sel tumbuhan

Sobat, sel hewan dan tumbuhan merupakan contoh sel eukariotik. Tampak dalam gambar di bawah, struktur sel hewan memiliki sistem endomembran sehingga pada sel tipe ini ditemukan berbagai organel pada sitoplasmanya. Pada gambar sel hewan tampak organel badan Golgi (apparatus Golgi), RE (kasar dan halus), mitokondria, dan peroksisom (bagian dari badan mikro), selain itu tampak adanya ribosom, sentriol, dan sitoskeleton yang memiliki peran penting di dalam sel.



Sel hewan sebagai contoh sel eukariotik


Sel Prokariotik

Pada sel prokariotik yang jauh lebih sederhana daripada sel eukariotik, DNA tidak terpisah dari bagian-bagian lain sel tersbeut yang ada di dalam nukleus. Sel prokariotik juga tidak memiliki organel sitoplasmik seperti yang dimiliki oleh sel eukariotik. Hampir semua sel prokariotik (bakteri) memiliki dinding sel eksternal yang kuat. 

Sel prokariotik adalah sel tanpa membran inti. Sel prokariotik berukuran 1-10 µm. sel ini memiliki materi genetik berupa DNA yang tidak dibungkus membran inti. DNA pada sel prokariotik berbentuk sirkuler atau disebut nucleoid. Di luar nucleoid terdapat juga DNA sirkuler lain dengan ukuran yang lebih kecil yang disebut plasmid. Sebagian besar sel prokariotik memiliki dinding sel. Aktivitas sel terjadi pada membran plasma dan di dalam sitoplasma. Contoh sel prokariotik adalah Cyanobacteria dan sel bakteri.


Semua sel prokariotik mempunyai membran plasma, nukleoid (berupa DNA dan RNA) dan sitoplasma yang mengandung ribosom. Sebagaimana kita bahas sebelumnya, faktor mendasar yang membedakan sel prokariotik dan sel eukariotik adalah ada tidaknya membran inti. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga materi genetik mengadakan kontak langsung dengan sito[lasma. Ciri lainnya, sel prokariotik tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam sel) seperti organel retikulum endoplasma dan kompleks Golgi, serta mitokondria dan kloroplas. Namun memiliki struktur yang berfungsi sama seperti mitokondria dan kloroplas yakni mesosom dan kromofor. Pada beberapa bakteri di dalam sitoplasmanya ada yang mengandung kromofor yaitu bakteri yang mengandung krlorofil



Gambar materi genetik pada sel prokariotik yang
tidak dibungkus membran inti

Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe prokariotik. Untuk itu mempelajari struktur dan fungsi pada sel prokariotik, sel bakteri merupakan contoh yang cukup mewakili dari berbagai tipe sel prokariotik. Bakteri memiliki ukuran (panjang) berkisar antara 0,15 – 15μ. Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan sitoplasma.

Struktur Sel Prokariotik


E.Coli sebagai contoh sel prokariotik


Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan struktur dinding selnya bakteri dikelompokkan menjadi bakteri Gram negatif dan Gram positif. Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi. Fungsinya serupa dengan fungsi mitokondria pada sel eukariotik. Membran plasma pada bakteri membentuk lipatan-lipatan yang berlapis-lapis. Lipatan ini disebut desmosom. Pada beberapa daerah membran plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konjugasi. Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri.


Kesimpulan

Sobat, walaupun sel eukariotik dan sel prokariotik memiliki kompleksitas yang jauh berbeda, keduanya memiliki kesamaan yang penting. Sobat tentu tahu, sel memiliki ukuran, bentuk dan ciri-ciri struktural khusus yang sangat teratur yang bertugas menjalankan proses-proses rumit yang harus berlangsung. Hal tersebut tentunya mendukung kelangsungan hidup sel tersebut. Semua peralatan tersebut tentunya sesuai dengan fungsi sel untuk mendukung berlangsungnya kehidupan sel tersebut.

Apabila diberikan peralatan, tentunya sobat tidak akan mengendurkan paku menggunakan pisau atau menancapkan paku menggunakan obeng. Suatu alat akan berfungsi berkaitan dengan stukturnya. Bentuk sesuai dengan fungsi. Demikian pula pada sel prokariotik dan sel eukariotik. Mengetahui fungsi dari suatu struktur memberikan pengertian tentang konstruksi struktur tersebut berkaitan dengan fungsinya. Dalam hal ini,  struktur sel eukariotik dan prokariotik berdasarkan fungsinya untuk mendukung berlangsungnya kehidupan sel tersebut.


Sumber:

Campbell, Reece dan Mitchell. 2002. Biologi Edisi kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Saefuddin. Struktur dan Fungsi Sel.
(file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/.../Biologi_sel_PLPG.pdf)


0 komentar:

Posting Komentar