Cara bersyukur: Ingatlah apa yang terjadi dalam kehidupanmu - nikmat mana lagi yang engkau dustakan?
Saat kau terbangun di pagi hari,
hal apa yang pertama kau lakukakan? Memejamkan mata dengan rasa malas sambil
mengingat apa yang telah kau lakukan semalam atau hari sebelumnya? Atau ada hal
lain yang pertama kali kau lakukan? Hal yang pertama kulakukan adalah
MENGINGAT. Mengingat apa saja yang telah kulakukan, semalam, kemarin atau
hari-hari sebelumnya. Pagi hari adalah waktu yang paling tepat sebagai tempat
dimana penyesalan dan semangat beradu. Jika penyesalan menang, maka celakalah.
Harimu akan menjadi buruk sepenuhnya - dari kacamata pikiranmu. Dan jika
semangat yang menang, maka selamat! Yah, selamat karena di hari itu kau
memiliki bekal yang cukup untuk menjadi seorang pejuang. Pejuang untuk
memperbaiki segala kesalahanmu yang telah berlalu dan pejuang untuk melakukan
hal-hal baik sepanjang hari, setidaknya di hari itu, hari dimana kau terbangun dengan
memuntir segala ingatan negatifmu dan hanya membiarkan hal-hal positif
mengumpar untuk memulai hari dan tentunya, akan membawamu pada rasa syukur
kepada tuhan untuk anugerah yang diberikannya, anugerah terindah dalam setiap
lembaran hidupmu –WAKTU. Di saat yang bersamaan, kau boleh merayakannya dan
berkata kepada dunia, Selamat pagi dunia, ternyata aku masih ada! ^_^
Aku pernah berpikir, bagaimana
jadinya jika ingatan kita tidak ada. Bagaimana jadinya jika pada pagi hari kita
terbangun tanpa ingatan? Pasti hanya ada kekosongan. Meskipun semuanya menjadi
baru, tak ada penyesalan akan hari kemarin, namun juga akan adakah semangat? Hidup
ini layaknya dua mata koin yang menggasing bersama, tak terpisahkan satu sama lain,
tak dapat berada pada sisi yang sama dalam waktu yang bersamaan. Jika kau
menyukai satu sisi, maka maksimalkanlah gaya putaran hingga pada akhirnya sisi
yang kau sukai yang berada di atas. Seperti itu pula hidup ini. Kita hanya bisa
berusaha atas kemungkina- kemungkinan. Ingin bahagia, maka pilihlah jalan untuk
bahagia, maksimalkan usahanya. Kita tak lantas menyalahkan dua sisi hidup. Menyalahkan
diri sendiri atas apa yang telah dilakukan tidaklah membantu, kecuali jika
diiringi dengan keinginan untuk memperbaiki diri. Dan aku rasa itulah fungsi
dari ingatan. Ingatan dapat membawa kita pada waktu-waktu yang lalu, tanpa kita
sadari, ia terus saja bekerja dan membuat kita mampu memilih. Ingatan akan hal yang
buruk akan memberi pelajaran pada kita untuk tidak mengulanginya (menghindarinya).
Modal hidup di dunia ini adalah
waktu yang pendek, napas yang terbatas dan hari-hari yang dapat dihitung. Maka jangan
biarkan ia habis hanya untuk terkungkung dalam penyesalan dengan terus
menyalahkan. Penyesalan itu seperti ‘polisi tidur’, yang akan sedikit
memperlambat laju kendaraan kita dan selanjutnya kita akan menikmati jalan yang
rata. Jangan tinggal terlalu lama saat ada ‘polisi tidur’. Teruslah berjalan! Jika
tidak, kau bisa saja kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kita memang sering
kali lebih banyak menyesali sesuatu yang tak dapat diraih ketimbang bersyukur
atas apa yang telah diperoleh. Itulah yang membuat kita lupa bahwa nikmat yang
diberikan oleh tuhan begitu besar tercurah dan pada akhirnya mengabaikan rasa
syukur yang seharusnya senantiasa bersemayam dalam hati. Padahal hidup ini akan
lebih indah kalau kita tidak pernah lupa untuk selalu bersyukur. Dan ingatlah
apa yang telah diberikan kepada kita, perhatikan diri, apakah tubuhmu masih
lengkap? Apakah tanganmu masih memiliki jemari? Apakah matamu masih bisa melihat?
Apakah telingamu masih bisa mendengar? Dan apakah deruh nafas masih mengalir
dari rongga kehidupanmu? Jika ya, maka nikmat
mana lagi yang engkau dustakan?